09 March 2012

KNOWLEDGE MANAGEMENT Sejarah, Definisi, aplikasi, Driver dan Dimensi Kajian Literatur: Knowledge Management karya Carl Frappaolo (2006)


Sedikit pengetahuan yang bertindak, lebih berharga daripada
banyak pengetahuan yang menganggur
 (A little knowledge that acts is worth more than much knowledge that is idle)
Kahlil Gibran, The prophet


A.      PENDAHULUAN
Dewasa ini perusahaan mengalami tantangan dalam menjalankan bisnisnya. Tantangan tersebut antara lain adanya perubahan kebutuhan pasar dalam kurun waktu yang relatif cepat dan sebagainya. Sulit bagi perusahaan untuk dapat tetap bertahan dalam situasi persaingan yang ketat dengan cara tradisional. Banyak aset fisik, besarnya investasi tidak lagi dapat menjamin kesuksesan perusahaan. Dimana kemampuan perusahaan untuk mengelolah intangible asset jauh lebih penting dari hanya mengelola asset fisik yang mereka miliki. Salah satu intangible asset penting yang harus dikelola dan dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut adalah knowledge atau pengetahuan. Manajer-manager yang berhasil selalu menyadari nilai dari sebuah pengetahuan. Jauh sebelum munculnya istilah – istilah seperti expert system (sistem pakar), core compentencies, best practice, learning organization dan corporate memory. Pengetahuan menjadi seperti nafas atau kekuatan baru bagi perusahaan sekarang ini. Begitu pentingnya pengetahuan, maka satu hal yang harus mulai diperhatikan oleh perusahaan adalah menggali dan mengelola pengetahuan yang mereka miliki sehingga dapat digunakan secara optimal dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Proses ini dikenal dengan istilah Knowldge Management (KM) atau Managemen Pengetahuan (MP).
Manajemen merupakan suatu cara untuk merencanakan, mengumpulkan dan mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya untuk suatu tujuan. Sedangkan pengetahuan adalah data dan informasi yang digabung dengan kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan, motivasi dari sumber yang kompeten . Sumber pengetahuan bisa berupa banyak bentuk, contoh, koran, majalah, email, e-artikel, mailing list, e-book, kartu nama, iklan, dan manusia. Manajemen pengetahuan merupakan proses / kegiatan merencanakan, mengumpulkan dan mengorganisir, memimpin dan mengendalikan data dan informasi yang telah digabung dengan berbagai bentuk pemikiran dan analisis dari macam-macam sumber yang kompeten . Manajemen pengetahuan merupakan suatu disiplin ilmu yang digunakan untuk meningkatkan performa seseorang atau organisasi, dengan cara mengatur dan menyediakan sumber ilmu yang ada saat ini dan yang akan datang. Jadi manajemen pengetahuan bukanlah suatu fenomena baru, tetapi merupakan suatu cara yang menerapkan integrasi antara teknologi dengan sumber pengetahuan yang kompeten. Dengan adanya manajemen pengetahuan maka akan terjamin kinerja yang baik dalam suatu organisasi.

B.  PEMBAHASAN
Secara singkat Knowledge Management berkembang sejak tahun 1995 yang disebut dengan leveraging explicit knowledge (Dixon KM Asia 2008), dimana pengetahuan sebagai kumpulan pengalaman hidup diwujudnyatakan atau diartikulasikan secara eksplisit kedalam sebuah tulisan di dalam buku. Maka saat itu berkembanglah usaha manusia untuk mengarsipkan data dan informasi menjadi pengetahuan dalam bentuk tulisan bukan hanya ke dalam buku (hard paper) tetapi juga dalam electronic paper di dunia maya  misalnya: Web. Blog, FB dan lainya). Kemudian berkembang pada tahap kedua di tahun 2000 menjadi: leveraging experimential knowledge, suatu usaha memaksimalkan tidak hanya melalui buku dan electronic paper melainkan pada suatu pengalaman yang ada di setiap orang. Tahun 2005 pada tahap ketiga berkembang apa yang disebut dengan leveraging collective knowledge.
Carl Frappaolo yang seorang praktisi KM (2003:12), masih dalam sudut pandang bisnis, memberikan pengertian bahwa KM merupakan pengungkitan (leveraging) kebijakan kolektif guna meningkatkan responsivitas dan inovasi. Dari definisi  itu menyiratkan bahwa ada tiga kriteria harus dipenuhi sebelum informasi dapat dianggap sebagai sebuah knowledge.
·           Knowledge adalah terhubungkan yaitu ada dalam koleksi pengetahuan (kebijakan kolektif) yang diperoleh dari beberapa pengalaman dan perspektif
·           Knowledge management merupakan katalis dan itu adalah sebuah aksi - memanfaatkan. pengetahuan yang selalu relevan dengan kondisi lingkungan, dan merangsang tindakan dalam responsivitas terhadap kondisi ini. Informasi yang tidak memicu tindakan semacam itu dikatakan bukan knowledge. Dalam kata-kata Peter Ducker,Knowledge for the most part exists only in application” (untuk sebagian besar Pengetahuan hanya ada di aplikasi).
·           Knowledge berlaku di lingkungan unencountered. Informasi menjadi pengetahuan bila ada digunakan untuk mengatasi situasi baru yang tidak ada preseden langsung. Informasi yang hanya "terpasang" pada model  sebelumnya yang ditemui tidak memiliki pengetahuan dan inovasi.
Ada hal yang membedakan antara Manajemen Informasi (Information Management) dan Manajemen Pengetahuan (Knowledge management) walaupun keduanya mempunyai andil yang penting dalam keberhasilan suatu organisasi, namun keduanya memiliki kebutuhan dan pendekatan yang berbeda. Manajemen Informasi terdiri dari responsivitas yang telah ditentukan untuk mengantisipasi rangsangan. Sedangkan Manajemen Pengetahuan terdiri dari responsivitas terhadap adanya peluang dan tantangan baru untuk menghasilkan sesuatu yang inovatif. Dalam dunia bisnis tanggapan yang direncanakan untuk mengontrol stimulus menggunakan pendekatan IT. Solusi berbasis pengetahuan fokus pada aplikasi inovatif dari respon baru yang ada pada lingkungan yang mudah berubah.
Untuk memahami Knowledge Management dapat diawali dari dua karakteristik dasar yaitu Kompleksitas Pengetahuan (knowledge complexity) dan Aplikasi pengetahuan (knowledge applications). Semua pengetahuan diklasifikasikan menurut kompleksitasnya dari eksplisit ke tacit secara kontinyu. Michel Polanyi (1966) membedakan pengetahuan dalam dua bentuk yaitu pengetahuan eksplisit dan pengetahuan tacit .
Pengetahuan eksplisit atau terkadang disebut pengetahuan formal bisa disampaikan dalam bahasa, juga termasuk nomor dan kata, tanda matematika, spesifikasi, manual, dan lainnya . Pengetahuan eksplisit juga siap disebar pada yang lainnya . Selain itu pengetahuan eksplisit bisa dengan mudah diproses oleh komputer, alat elektronik, atau basis data penyimpanan .
Pengetahuan tacit yang tersimpan dalam pengalaman individu dan faktor-faktor tak berwujud, seperti kepercayaan pribadi, perspektif, dan sistem nilai . Pengetahuan tacit susah untuk diartikulasikan dengan bahasa formal. Isinya mencakup pemahaman pribadi, intuisi, dan firasat . Sebelum dikomunikasikan pengetahuan tacit harus diubah dalam bentuk kata-kata, model, atau angka-angka yang dapat dipahami . Ada dua dimensi dalam pengetahuan tacit, yaitu:
  1. Dimensi Teknis (prosedural), ini meliputi segala hal informal dan ketrampilan yang sering diberi istilah know-how.
2.  Dimensi Teori, terdiri dari model kepercayaan, persepsi, ideal, nilai-nilai,  mental yang mengakar dalam diri kita begitu saja. Meskipun mereka tidak bisa dilafalkan dengan mudah, dimensi ini membentuk cara kita merasakan dunia sekitar.
Menurut Polanyi, selalu ada pengetahuan yang akan tetap tacit, sehingga proses menjadi tahu (knowing) sama pentingnya dengan pengetahuan itu sendiri. Nonaka dan Takeuchi (The Knowledge Creating Company, 1995; 63-69) lebih lanjut mendiskusikan empat gaya konversi atau ciptaan pengetahuan yang diperoleh dari kedua macam pengetahuan:
Gambar 1. Empat gaya konversi pengetahuan
Ø    Sosialisasi
Sosialisasi meliputi kegiatan berbagi pengetahuan tacit antar individu . Istilah sosialisasi digunakan, karena pengetahuan tacit disebarkan melalui kegiatan bersama, seperti tinggal bersama, meluangkan waktu bersama – bukan melalui tulisan atau instruksi verbal . Dengan demikian, dalam kasus tertentu pengetahuan tacit hanya bisa disebarkan jika seseorang merasa bebas untuk menjadi seseorang yang lebih besar yang memiliki pengetahuan tacit dari orang lain. Dalam prakteknya, sosialisasi dilakukan melalui kegiatan penangkapan pengetahuan lewat kedekatan fisik seperti interaksi antara pimpinan dan pegawai, pimpinan dengan pimpinan, pegawai dengan pegawai .
Ø  Ekternalisasi
Eksternalisasi membutuhkan penyajian pengetahuan tacit ke dalam bentuk yang lebih umum sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Pada tahap eksternalisasi ini, individu memiliki komitmen terhadap sebuah kelompok dan menjadi satu dengan kelompok  tersebut. Dalam prakteknya, eksternalisasi didukung oleh dua faktor kunci. (i) artikulasi pengetahuan tacit  yaitu konversi dari tacit ke eksplisit , seperti dalam dialog. (ii) menerjemahkan pengetahuan tacit dari para ahli ke dalam bentuk yang dapat dipahami, misalnya dokumen, manual, dsb .
Ø    Kombinasi
Kombinasi meliputi konversi pengetahuan eksplisit ke dalam bentuk himpunan pengetahuan eksplisit yang lebih kompleks . Dalam prakteknya, fase kombinasi tergantung pada tiga proses berikut:
1.    Pertama, penangkapan dan integrasi pengetahuan eksplisit baru, termasuk pengumpulan data eksternal dari dalam atau luar institusi kemudian mengkombinasikan data – data tersebut .
2.    Kedua, penyebarluasan pengetahuan eksplisit tersebut melalui presentasi atau pertemuan langsung .
3.    Ketiga, pengolahan pengetahuan eksplisit sehingga lebih mudah dimanfaatkan kembali, misal menjadi dokumen rencana, laporan, data pasar, dsb .
Ø   Internalisasi
Terakhir, internalisasi pengetahuan baru merupakan konversi dari pengetahuan eksplisit ke dalam pengetahuan tacit organisasi . Individu harus mengidentifikasi pengetahuan yang relevan dengan kebutuhannya di dalam pengelolaan pengetahuan tersebut . Dalam prakteknya, internalisasi dapat dilakukan dalam dua dimensi . Pertama, penerapan pengetahuan eksplisit dalam tindakan dan praktek langsung . Contoh melalui program pelatihan . Kedua, penguasaan pengetahuan eksplisit melalui simulasi, eksperimen, atau belajar sambil bekerja.

Dasar definisi praktis KM menurut Frappaolo (2003:23) ialah konsep rantai pengetahuan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Koulopoulos, Torms dan Spinello pada tahun 1997 ketika melakukan riset untuk menyusun buku "Corporate Instinct". Ada empat mata rantai dalam rantai pengetahuan yang terdiri dari:
- kesadaran internal (internal awareness)
- responsivitas internal (internal responsiveness)
- responsivitas eksternal (external responsivenss)
- kesadaran eksternal (external awareness)
Kesadaran internal merupakan kemampuan suatu organisasi untuk menilai dengan cepat persediaan kecakapan dan kemampuan intinya. Kesadaran ini bisa berupa kesadaran akan sejarah masa lalu dalam hubungannya dengan bakat, kecakapan teknis, interaksi, kinerja proses dan komunitas praktis.
Responsivitas internal adalah kemampuan untuk mengeksploitasi kesadaran internal. Suatu organisasi mungkin sadar akan kekuatannya dan permintaan pasar, namun jika ia tidak cukup mampu mengadakan perubahan dalam dirinya sendiri secara cukup cepat dalam rangka memenuhi tuntutan pasar, maka kemampuan organisasi tersebut patut diragukan.
Responsivitas eksternal ialah kemampuan untuk memenuhi tuntutan pasar dengan cara terbaik. Jika dilakukan secara lebih baik maka akan menentukan kesuksesan atau bahkan kegagalannya. Responsivitas eksternal diukur dengan kemampuan untuk merespon secara efektif peluang dan ancaman di luar organisasi dengan cara yang tepat waktu.
Sedangkan Kesadaran eksternal merupakan kondisi terbalik dari kesadaran internal. Dapat diartikan sebagai kemampuan organisasi untuk memahami bagaimana pasar merasakan nilai yang dihubungkan dengan produk dan jasanya, untuk memahami faktor-faktor yang berkaitan dengan kompetisi.
Empat mata rantai pengetahuan tersebut merupakan siklus inovasi suatu organisasi. KM menciptakan daya tembus (permeability) diantara keempat sel rantai pengetahuan dan mempercepat laju inovasi. Kemampuan untuk cepat melintas melalui keempat mata rantai tersebut adalah manfaat pokok manajemen pengetahuan.



Gambar 2. Perpindahan melalui keempat sel rantai pengetahuan

KM merupakan proses strategis yang mengimplikasikan adanya tujuan untuk mencapai keunggulan dalam persaingan atau kompetisi. Ini merujuk pada ungkapan yang disebutkan sebelumnya bahwa pengetahuan ialah kekuatan. Dengan pengelolaan KM yang tepat akan menghasilkan pengetahuan yang tepat bagi orang yang tepat, di waktu yang tepat pula. Pengelolaan KM yang tepat akan menghasilkan KM yang efektif. Gupta dan McDaniel (2002) menyebutkan lima komponen pengelolaan KM yang efektif yaitu: memungut, menyaring, membentuk, menyebarkan dan mengaplikasikan.
Begitu pula dengan Prusak, Quintas, Lefrere dan Jones dalam Swan, Robertson dan Newell (2002) yang menyatakan bahwa KM meliputi proses atau praktek creating (menciptakan), acquiring (memperoleh/mendapatkan), capturing (memperoleh / menangkap), sharing (membagi) dan using (menggunakan) pengetahuan untuk memperkaya pembelajaran dan kinerja dalam sebuah organisasi.
Dalam aplikasinya, KM memiliki peran penting terutama dalam proses inovasi dan kreativitas. Ini seperti apa yang dijelaskan oleh Falk (2003:71) bahwa penemuan terwujud melalui percakapan, perdebatan, ketidakpastian, dan keraguan; dan penemuan secara sederhana merupakan hasil besar dari ide yang salah di waktu yang tepat, atau sebaliknya. Lebih jauh, kreativitas bukanlah pengalaman "eureka" yang muncul begitu saja, namun merupakan proses baik aktual maupun yang diangankan dalam menunjukkan ide-ide.
Empat aplikasi utama KM menurut Frappaolo didasarkan pada model yang menganggap peran utama manajemen pengetahuan sebagai sharing knowledge di seluruh organisasi dengan cara individu masing-masing kelompok memahami pengetahuannya dengan ke dalaman yang cukup dan dalam konteks yang cukup pula dan menerapkannya secara efektif dalam setiap pengambilan keputusan dan inovasi. Aplikasi-aplikasi ini mempengaruhi seluruh bagian knowledge, jangkauannya dari eksplicit sampai ke tacit. Masing-masing aplikasi mempunyai satu fokus tertentu, namun pada gilirannya yang paling baik merealisaskan secara terintegrasi dengan aplikasi yang lain.   
Keempat aplikasi utama tersebut adalah :
a.       Intermediasi adalah  saling  bertukar  dan  berbagi  pengetahuan  antar  kelompok dalam organisasi yang sama maupun lintas organisasi berbeda.
b.      Ekternalisasi adalah menyebarkan pengetahuan dari dalam ke luar, seperti “memasarkan atau menjual diri”
c.       Internalisasi adalah memperoleh pengetahuan dari luar ke dalam. Mengambil hikmah dari orang atau kelompok/organisasi lain
d.      Kognisi adalah pembetukan pengetahuan dalam diri atau individu orang lain

E-Dimension of knowledge management adalah dimensi elektronik manajemen pengetahuan. Maksudnya,  bagaimana  aplikasi-aplikasi  teknologi  elektronik,  seperti  groupware, teleconference,  portal,  dan  lain-lain  diterapkan  sebagai  sarana  berbagi  dan  bertukar pengetahuan baik yang bersifat tacit maupun eksplisit.
Global  dimension  of  knowledge  management  adalah dimensi  global  manajemen pengetahuan.  Artinya,  pengetahuan  bersifat  terbuka,  tidak  dibatasi  oleh  ruang,  waktu dan  bahkan  batas  tertorial  (wilayah)  suatu  negara.  Dalam  konteks  ini,  manajemen pengetahuan  berarti  berbicara  tentang  bagaimana  memungkinkan  terjadinya  saling berbagi (sharing) dan pertukaran (exchanges) pengetahuan (baik tacit maupun eksplisit) yang ada dimana-mana dan pada siapa saja. Dengan dukungan teknologi elektronik (e-dimension  of  knowledge  management),  maka  proses  ini  dapat  dengan  mudah,  cepat dan  akurat  dilakukan.  Sehingga  memungkinkan  terjadinya  komunitas  pengetahuan global dan pasar pengetahuan global. 
Jadi,  pada  dasarnya  menurut Frappaolo, Carl (2006) dalam  “Knowledge Management” (Wes Sussex, England: Capstone Publishing Ltd. (A Wiley Company)) halaman 31 – 51, bicara  tentang  bagaimana  teknologi  elektronik  dapat menjadi  sarana  pembangunan  pengetahuan  (e-dimension  of  knowledge  management) yang pada akhirnya menjadi sarana terjadinya komunitas pengetahuan global dan pasar pengetahuan  global dengan  berbagai  bentuk  penerapannya  (global  dimension  of knowledge management). 
Hubungan antara e-dimension dan global dimension of knowledge management adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Hubungan e-dimensi dan global dimensi dari KM

Dimensi Elektronik KM
Frappaolo menggambarkan dimensi elektronik (e-dimension) manajemen pengetahuan sebagai berikut:

Gambar 4. E-dimensi KM menurut Frappaolo

Kalau kita perhatikan gambar di atas, maka dimensi elektronik manajemen pengetahuan terdiri dari dua, yaitu: aplikasi knowledge management dan kompleksitas pengetahuan. Apa hubungan keduanya?  Yang  dimaksud  dengan  aplikasi  manajemen  pengetahuan  adalah  penerapan aplikasi-aplikasi  teknologi  elektronik  yang  dijadikan  sebagai  tools  atau  sarana  terjadinya interaksi  pengetahuan  baik  level  explicit  maupun  tacit  knowledge  lintas  individu  maupun kelompok,  dan  lintas  komunitas  lokal  maupun  global.  Berikut,  penulis  coba  paparkan  konsep dan  contoh  penerapan  aplikasi  teknologi  elektronik  tersebut  dalam  menjembatani  terjadinya interaksi pembentukan pengetahuan, yaitu:
Tools  yang  memungkinkan  terjadinya  KOGNISI  (pembentukan pengetahuan dalam diri) antara  lain  dalam  bentuk  alur  kerja,  pendukung  keputusan,  pohon  keputusan, manajemen  kasus  (explicit  knowledge)    dan  intuisi  (tacit  knowledge).  Contoh:  kita mengenal aplikasi mindmapping, dengan aplikasi itu seseorang bisa menuangkan intuisi (tacit  knowledgenya  dia)kedalam  bentuk  suatu  visualisasi  ide/gagasan  berupa mindmap/peta konsep (explicit knowledge). Atau, suatu aplikasi simulasi kredit berbasis web,  memungkinkan  seorang  sales  marketing  menguasai  teknik  perhitungan  kredit dengan mempraktekan simulasi (explicit knowledge) dan akan menghasilkan intuisi baru (tacit knowledge) dalam benak kepalanya. 
Tools yang memungkinkan terjadinya  INTERNALISASI  (pembentukan pengetahuan dari luar  kedalam  diri)  antara  lain  dalam  bentuk  search  and  retrieval  engines,  agent,  portal (explicit  knowledge)  dan  magang  (tacit  knowledge).  Contoh:  sebuah  rumah  sakit merancang sedemikian rupa sebuah system database tretamen penyakit, dimana semua dokter  dapat  memasukan  database  praktek  terbaiknya.    Dokter-dokter  rumah  sakit tersebut  telah  mendokumentasikan  best  paractice-nya  dalam  bentuk  web-based intranet  database  (explicit  knowledge).  Suatu  ketika  seorang  diokter  lain,  atau  dokter muda  yangs edang  asistensi,  dapat melihat best  practice tersebut  tanpa  harus bertemu dengan  dokter  bersangkutan,  dalam  kondisi  ini  pada  dasarnya  telah  terjadi  apa  yang disebut dengan apprenticeship (magang) antar dokter yang satu dengan dokter lain atau antar dokter yang satu dengan dokter junior.
Tools  yang  memungkinkan  terjadinya  EKSTERNALISASI  (penyebaran  pengetahuan  dari dalam  keluar)  antara  lain  dalam  bentuk  manajemen  dokumen,  taksonomi  perusahaan, visualisasi,  kategorisasi,  portal  (explicit  knowledge)  dan  tools  untuk  mentoring  (tacit knowledge).  Contoh  yang  paling  terlihat  jelas  adalah  hampir  setiap  organisasi  bahkan  individu  memiliki  portal  (website),  sebagai  sarana menyebarkan  pengetahuan  agar  orang  lain  mengetahui  kita  atau  organisasi  kita  atau orang lain belajar dari kita atau organisasi kita. 
Tools  yang  memungkinkan  terjadinya  INTERMEDIASI  (saling  bertukar  dan  berbagi pengetahuan) antara lain dalam bentuk groupware, intranet, kolaborasi, portal (explicit knowledge)  dan  tools  untuk  komunitas  praktisi  (tacit  knowledge).  Contoh  intermediasi adalah  penggunaan  teleconference,  group  messenger  seperti  yahoogroups,  forum diskusi,  lestserver/mailinglist  yang  memungkinkan  terjadinya  pertukaran  dan  berbagi informasi/pengetahuan  tanpa  harus  dibatasi  waktu,  ruang  dan  bahkan  territorial (wilayah hukum) suatu negara. 

Dimensi Global KM
Adalah sifat alami pengetahuan yang tidak pernah bisa dibatasai oleh ruang dan waktu. Apalagi keberadaan  teknologi  elektronik  dewasa  ini,  khususnya  computer  dan  internet,  lebih  khusus lagi world wide web (web 2.0, web 3.0) atau dalam bahasan di atas kita sebut sebagai dimensi elektronik  (e-dimension)  memungkinkan  pengetahuan  disebar,  diperoleh  dan  saling dipertukarkan  sehingga  terus  membentuk  pengetahuan-pengetahuan  baru  dengan  cepat, mudah  dan  akurat  dengan  dan  oleh  siapa  saja,  dimana  saja,  kapan  saja,  dan  dengan  cara  apa saja.  Potensi  inilah  yang  menjadi  tantangan  dan  sekaligus  peluang  bagi  siapapun  baik  individu maupun  kelompok  (organisasi)  untuk  dapat  memanfaatkanya  dengan  sebaik-baiknya sehingga menjadi individu atau organisasi pembelajar. Terkait dengan manajemen pengetahuan. dimensi global  ini  setidaknya  membentuk  dua  hal  yaitu  komunitas  pengetahuan  global  dan  pasar pengetahuan global. 



·      Komunitas Pengetahuan Global
Komunitas  pengetahaun  global  adalah  upaya  mendayagunakan  world  wide  web  dengan segala  fasilitasnya  agar  terjadi  pertukaran  dan  bergai  pengetahuan  antar  individu  atau kelompok baik dalam organisasi maupun lintas organisasi. Perusahaan-perusahaan dewasa ini  bersifat  multinasional,  dimana  berbagai  elemen  produk  dan  jasa  termasuk  orang-orang yang  bekerja  didalamnya  tersebar  diberbagai  temapt  dibelahan  bumi  ini.  Komunitas pengetahuan global dapat dibangun secara terbuka seperti www.aect.org ataupun tertutup melalui  fasilitas  intranet  (virtual  private  network)yang  hanya  terbuka  bagi  kelompok  dan individu  tertentu.  Contohnya  adalah  perusaahaan  mobil  seperti  Daimler  Crysler,  Ford  and General Motors yang membangun suatu portal untuk mendorong pertukaran pengetahuan dalam bentuk bakat, breakthrough (terobosan) dan lain-lain. 

·      Pasar Pengetahuan Global
Pasar pengetahuan global dikembangkan dengan asumsi bahwa pengetahuan memiliki nilai yang riil alias nyata, karena itu layak dipasarkan. Oleh karena itu, pasar pengetahuan global adalah  semacam  portal  yang  memfasilitasi  pengetahuan  yang  sesuai  dengan  kebutuhan pencari  pengetahuan  dari  beragam  pemberi  pengetahuan  yang  pada  akhirnya  terjadi transaksi pengetahuan.

Frappaolo menjelaskan adanya tiga bentuk Pasar Pengetahuan Global, yaitu:
*   Pasar  Lelang  Pengetahuan  (Knowledge  Auction  Market),  contohnya  adalah  eBay  yang menawarkan jasa dan produk secara online. Kalau di Indonesia adalah www.kaskus.com 
*   Pasar  Pengetahuan  berbasis  Tanya-Jawab,  yaitu  penawaran  konsultasi  melalui  Tanya jawab  dengan  ahli  (tacit  knowledge).  Contohnya  adalah  www.keen.com  dan www.infomarkets.com 
*   Pasar  Pertukaran  Pengetahuan  Kekayaan  Intelektual  adalah  pasar  global  yang menawarkan kemungkinkan  perusahaan  dapat  memasarkan  kekayaan  intelektual mereka  seperti  paten,  merk  dagang,  dll.  Contohnya  adalah  www.yet2.com  atau www.techex.com 

C.  PENUTUP
Manajemen pengetahuan yang inovatif saat ini akan menjadi usang dimasa mendatang. Persaingan akan selalu ketat dimasa mendatang, sehingga organisasi harus terus mengembangkan manajemen pengetahuannya. Organisasi harus memfasilitasi anggotanya untuk selalu mengembangkan diri, sehingga muncul ide-ide kreatif baru dalam produk atau jasa yang dihasilkan . Fasilitas-fasilitas yang dapat diberikan organisasi kepada anggotanya dapat berupa pemberian kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, mengikuti pelatihan/seminar yang berkaitan dengan lingkup kerja, berpartisipasi dalam organisasi profesi, pemberian fasilitas kerja yang baik, dan aturan dan prosedur organisasi yang memungkinkan terciptanya ide kreatif .

D.  RUJUKAN


Carl Frappaolo,2006, Knowledge Management, A Wiley Company USA

No comments:

Post a Comment