Oleh
Ketut
Agustini
7117110490
system thinking |
Dalam
sebuah Organisasi Belajar menurut Senge (1990), Berfikir secara sistem
merupakan tonggak konseptual (conceptual
corner stone) yang mendasari semua pilar
disiplin pembelajaran. Berfikir sistem sangat berkepentingan terhadap
pergeseran pola fikir (shift of mind)
dari cara pandang parsial menuju cara pandang yang holistik. Oleh karena itu
berfikir sistem merupakan paradigma yang melihat pada superioritas kesatuan
yang menyeluruh (a paradigma premised upon the primary of
the whole). Berfikir sistem merupakan disiplin yang melihat fenomena secara
keseluruhan sehingga lebih menekankan kepada kerangka pikir yang saling
berkaitan (interconnectedness). Berfikir sistem juga merupakan cara
pandang yang berfokus pada perubahan (pattern
of change) sehingga tidak melihat suatu fenomena yang hanya didasarkan pada
cara yang statis.
Dalam
pengertian yang paling sederhana, berpikir sistem mengajarkan pentingnya
berfokus pada gambar besar, dan mengurangi kecederungan berpikir pada tahap
detail. Bila diterapkan dalam upaya untuk menciptakan kultur organisasi yang
lebih responsif terhadap perubahan, pemikiran sistem akan menuntut anggota
organisasi untuk lebih berkonsentrasi pada kecenderungan-kecenderungan besar
untuk perubahan, bukan pada kejadian-kejadian kecil sehari-hari. Sehingga
dengan berpikir sistem akan memberi inspirasi bagi anggota organisasi untuk
melihat pola hubungan antar berbagai hal dalam satu kesatuan.
Memandang betapa pentingnya
berpikir sistem dalam lingkungan organisasi yang secara terus menerus belajar,
Senge memberikan pandangannya mengenai hukum-hukum yang mendasari cara berpikir
sistem melalui bukunya The Art and Practice of The Learning
Organization, mengenai sebelas hukum yang merupakan fondasi (cornerstone)
untuk bisa berfikir sistem (System Thinking) untuk menciptakan
organisasi belajar (Learning Organization) yaitu ;
1.
Today’s problems come from yesterday’s solutions. Masalah hari ini datang dari solusi yang lalu. Kita,
manusia, senang ketika kita memecahkan masalah. Kita sering tidak berpikir banyak tentang konsekuensi. Anehnya, solusi
kemarin bisa menyerang
kembali dan menciptakan masalah baru. Analoginya dari hukum ke satu ini dapat kita ambil dari
contoh kasus-kasus berikut :
-
Antibiotika yang menyembuhkan penyakit kemudian malah
menimbulkan kuman yang resisten
-
Moral hazard layanan kesehatan saat ini dapat muncul
karena layanan gratis yang diberikan pemerintah sebelumnya
-
Orientasi kuratif masyarakat saat ini oleh karena
orientasi kuratif layanan kesehatan masa lalu
-
Jargon yang digulirkan pemerintah tentang masyarakat
sadar hukum, malah akan meningkatkan kasus penuntutan hukum
2. The harder you push, the harder the system pushes
back, semakin keras Anda menekan, semakin kencang sistem mendesak ke belakang. Oleh senge berpikir sistem untuk
fenomena ini memiliki istilah “umpan balik kompensasi”. Maksudnya adalah
semakin keras kita bekerja, semakin banyak pekerjaan yang harus dilakukan atau
semakin besar usaha yang seseorang lakukan untuk mencoba meningkatkan sesuatu,
tampaknya semakin besar usaha yang dibutuhkan. Analogi di dunia nyata terhadap
hukum ini dapat diambil dari contoh kasus-kasus berikut,
- Menghapus
korupsi di Indonesia. Ini jelas terlihat semakin dibentuknya Komisi
Pemberantasan Korupsi oleh pemerintah, malah semakin banyak koruptor di
Indonesia dan tanpa malu-malu lagi mereka masuk penjara, menjadikan penjara
penuh sesak.
- Larangan aborsi
illegal. Semakin pemerintah fokus terhadap kasus aborsi, semakin bertambah
kasus aborsi ini terjadi dimana-mana. Malahan baru-baru ini ditemukan sumur
yang berisikan sekitar 50 mayat bayi kasus aborsi.
- Larangan
perdagangan obat illegal. Hampir sama dengan kasus aborsi, malahan lebih parah
lagi. Penjara menjadi tempat paling aman dalam bertransaksi narkoba.
3. Behavior grows better before it grows worse. Perilaku tumbuh dengan lebih
baik sebelum
tumbuh menjadi lebih buruk.
Solusi
jangka pendek memberikan
kita istirahat
sejenak dan
perbaikan sementara, tetapi tidak
menghilangkan masalah mendasar. Masalah-masalah
ini akan
membuat situasi lebih buruk dalam jangka panjang. Analogi dari
hukum ini dalam dunia nyata terlihat dala kasus-kasus berikut,
-
Kesuksesan pilot proyek sebelum
akhirnya gagal
-
Program Posyandu yaitu Pos Pelayanan
Terpadu atau Posyandu selama ini hanya akrab di telinga jika musim imunisasi
tiba. Kegiatan yang dilaksanakan di Posyandu juga biasanya hanya terbatas pada
penimbangan badan anak serta pemberian makanan tambahan. Padahal, posyandu bisa
menjadi ujung tombak pengentasan persoalan gizi dan peningkatan kesehatan anak
karena posyandu mampu menyentuh sampai tingkat desa, bahkan rukun warga (RW).
Namun, dalam beberapa tahun terakhir posyandu seperti mati suri.
"Revitalisasi
Posyandu sudah dilakukan sejak tahun 1999. Tetapi apakah ada bukti
keberhasilannya? Dengan kondisi yang serba terbatas dan anggaran yang cuma Rp
800.000 per tahun kualitas posyandu pun serba seadanya.
-
Desa Siaga
4. The easy way out usually leads back in, Jalan Keluar yang mudah biasanya mengarah pada jalan kembali. Maksudnya adalah kita sering mencari solusi yang mudah bagi
kita untuk menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi padahal solusi yang kita
berikan itu malah dapat menjadi bumerang
bagi kita dan permasalahan menjadi kompleks. Analogi dari hukum dalam dunia
nyata dapat kita lihat pada kasus berikut,
-
Menutup lokalisasi pelacuran. Disini pemerintah hanya memandang mudah
permasalahan tanpa melihat efek yang akan ditimbulkan. Penutupan lokalisasi dengan
maksud menghentikan praktik pelacuran akan berjalan sia-sia, karena justru
dengan penutupan tempat lokalisasi ini, PSK akan mencari praktek baru. Akhirnya
PSK akan nampak merebak memenuhi sudut kota dan menjajakan dirinya secara
mencolok. Ditempat lokalisasi kontrol terhadap PSK dapat dilakukan secara
teratur dan keberadaan PSK sendiri dapat terdata secara rapi. Namun ketika
lokalisasi ditutup dan masing-masing PSK tidak terorganisir lagi maka kontrol
itu menjadi sulit dilakukan, akibatnya penyebaran penyalkit menular akan makin
mudah terjadi. Selain itu ditempat lokalisasi ada aturan yang melarang masuk
anak di bawah umur. Namun ketika PSK secara sendiri-sendiri menjajakan dirinya
secara terbuka, makapeluang anak dibawah umur untuk bisa menikmati hubungan
seksual dengan PSK semakin mudah.
5. The cure can be worse than the disease. Obatnya bisa
lebih buruk daripada penyakit. Hukum ini
menggambarkan bahwa solusi itu ibaratkan obat bagi setiap permasalahan. Jika
solusi yang diberikan melebihi dari kapasitasnya permasalahan yang dihadapi
dapat menjadi tidak efektif bahkan menjadi ketergantungan atau kecanduan dan
berbahaya. Analogi dari hukum ini dapat dilihat pada kasus berikut,
-
Program Jaringan Pengaman Sosial (JPS) atau BLT yang
membuat sebagian orang menjadi tergantung
-
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk pertanian, Pencemaran
oleh pestisida tidak saja pada lingkungan pertanian tapi juga dapat
membahayakan kehidupan manusia dan hewan dimana residu pestisida terakumulasi
pada produk-produk pertanian dan pada perairan.
6. Faster is slower , Lebih cepat berarti lebih lambat. Ketika kita melihat
keberhasilan kita di depan mata kita melakukannya dengan kecepatan penuh tanpa
hati-hati maka proses pertumbuhan kita akan malah menjadi lambat dibandingkan
dengan yang seharusnya artinya sesuatu yang instan dan tanpa melalui proses
yang selayaknya, sebenarnya adalah mengalami perlambatan. Analogi dari hukum
ini sebagai berikut,
-
Keinginan membersihkan KKN di pemerintah yang
tergesa-gesa dan tidak sistemik, sehingga terlihat hanya tebang pilih dan
penyelesaiannya sangat lambat bahkan jalan di tempat.
-
Menetapkan visi tanpa mengikutsertakan karyawan dalam
proses (tidak ada shared vision). Organisasi tersebut akan tumbuh dengan
lambat.
-
Promosi yang berlebihan tanpa disertai dengan
perbaikan kualitas pelayanan yang memadai
-
Penambahan banyak orang dalam proyek yang telah
berhasil sebelumnya malah akan menjadi lambat karena komunikasi yang kurang
efektif (overhead) dan hilangnya koherensi tim.
7. Cause and effect are not closely related in time and
space , Penyebab dan akibat tidak terkait erat dalam arti ruang dan waktu. Orang-orang sering mengasumsikan
setiap ada sebab pasti ada akibat yang tidak jauh dari sebabnya padahal semua
itu karena adanya gejala yang jelas
yang mengindikasikan bahwa terdapat masalah. Misalkan kalau terdapat masalah di
lini pabrik, kit akan mencari sebab di pabrik, atau penjualan tidak bisa
mencapai target kit aberpikir kita butuh insetif penjualan yang baru atau
promosi. Menurut pandangan Senge bahwa “sebab” dan “akibat” tidaklah dekat
dalam sisi ruang dan waktu. Analogi hukum ini dapat terlihat pada kasus
berikut,
-
Dampak krisis ekonomi mengakibatkan terjadinya lost of generation yang
akan tampak pada beberapa dekade kemudian
-
Pelayanan yang kurang informatif akan menurunkan revenue karena pasiennya
pergi ke tempat lainnya
8.
Small
changes can produce big results-but the areas of highest leverage are often the
least obvious Perubahan kecil dapat menghasilkan akibat yang besar- tapi area yang sangat signifikan acapkali kurang jelas. Dalam berpikir sistem, perubahan kecil
yang berfokus akan memberikan dampak yang signifikan, namun sangatlah sulit
untuk menemukan hal yang kecil tersebut karena terkadang tidak nampak jelas
sehingga orang tidak menyadari perubahan yang telah dilakukannya itu. Analogi
dari hukum ini dapat dilihat pada perubahan kecil yang telah dilakukan Abdul
Gani, semasa menjadi CEO Garuda Indonesia, menemukan sesuatu yang luar biasa
yaitu “ketepatan waktu”. Baginya, ketepatan waktu adalah sesuatu yang mudah
dicapai dengan biaya yang murah. Sementara itu orang-orang bisnis yang menjadi
sasaran utama Garuda sangat mengutamakan waktu. Baginya, variabel lain dapat
dikompensasi tetapi waktu tidak. Maka setelah berhasil mencegah perdarahan di
Garuda, ia segera membenahi ketepatan waktu. Caranya sederhana saja, tentukan
berapa angka ketepatan waktu sekarang, tetapkan target setiap bulan,
komunikasikan dan berikan imbalan merata kepada setiap karyawan. Baginya
ketepatan waktu merupakan hasil kerja team. Mulai dari check in counter, baggage
handling, boarding kedalam pesawat, hantaran catering, kesigapan team
maintanance, kecermatan awak kabin dan sebagainya. Hasilnya adalah
perlahan-lahan angka ketepatan Garuda meningkat dan berhasil memperoleh
penghargaan internasional. Perubahan kecil ini disambut dengan antusias oleh
karyawan. Mereka semua senang dan penumpang pun mengapresiasi. Perubahan kecil
ini menghasilkan apa yang disebut Halo effect. Sebuah hal kecil yang telah
mengubah citra yang besar dan menimbulkan effect yang luar biasa. Maka mulailah
dengan hal kecil yang menimbulkan dampak yang besar. (diambil dari Change karya
Rhenald Kasali, 2007:151)
9.
You can
have your cake and eat it too – but not at once , Anda dapat
memiliki kue dan memakannya juga - tetapi tidak sekaligus. Dalam berpikir sistem, sangat
memperhatikan proses perubahan yang terjadi dan memerlukan kesabaran karena
Jika kita sabar maka beberapa tujuan bisa diraih. Analoginya adalah anda bisa
meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya tetapi dilihatnya dalam waktu yang
agak lama, atau misalkan sebuah organisasi yang ingin meningkatkan kemampuan
karyawannya dengan menyekolahkan, maka kemampuan karyawan akan naik namun perlu
waktu.
10. Dividing an elephant in half does not produce two
small elephants ,
Membagi gajah menjadi
dua tidak mengahasilkan dua ekor gajah
kecil. Ketidakmampuan untuk melihat sistem secara keseluruhan
sering dapat menyebabkan keputusan suboptimal. Guna memahami konteks manajerial yang paling
menantang membutuhkan keseluruhan sistem yang membangkitkan konteks ini.
Misalkan membagi dua organisasi pelayanan maka tidak akan mennghasilkan dua
organisasi pelayanan yang sama. Atau dalam kasus otonomi melalui pemekaran
daerah.
11. There is no blame , Tidak Ada yang perlu disalahkan. Maksud dari hukum ini adalah kita cenderung
menyalahkan orang lain (pesaing, pers, perubahan pasar, pemerintah) atas
permasalahan yang kita alami. Berpikir sistem menunjukkan pada kita bahwa tidak ada orang luar. Tapi
kita dan penyebab masalah kita adalah bagian dari Sistem. Obatnya terletak pada hubungan kita dengan musuh kita.
Kesimpulan
:
Ke 11 hukum Berpikir sistem ini
menunjukkan bahwa semua solusi memiliki konsekuensi, kadang buruk dan tak
terduga. Sistem di sekitar kita adalah apa yang ada pada diri kita dan
seharusnya tidak menyalahkan tetapi belajar dari mereka. Kita harus memahami
apa yang kita hadapi, baik manusia maupun sebuah teknologi PL secara sadar
belajar rangkaian hubungan sebab dan akibat sistem secara keseluruhan dan
sebagai bagian dari sistem dan belajar bagaimana bekerjasama dengan diri kita
sendiri.
Referensi
Rhenald Kasali. 2007. Change :Manajemen perubahan dan Manajemen Harapan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Senge,Peter M.(1990). The Fifth Discipline : The art and practice of the learning organization.New York: Doubleday
Hi Ketut!
ReplyDeleteThanks so much for your interesting articles. I wish you a great success in your study